Al Mutrofiin

Obsesi menumpuk kekayaan berlebihan kerap menghalangi niat berbagi kepada sesama dan berjuang untuk kebutuhan agamanya, bangsanya serta negaranya. Pada contoh yang lebih ekstrim, ketinggian obsesi itu bisa menghilangkan kadar iman dan mengkhianati misi kebenaran para utusan Tuhan.

Pada waktu Rasulullah Musa AS bertugas, seorang kerabatnya yang bernama Qarun, tergoda memperbanyak harta, terobsesi kaya dan ingin bahagia segera di dunia. Ketika ia memperoleh apa yang diimpikannya, takdir berbalik. Sebelumnya ia beriman kepada Rasulullah Musa, namun setelah kaya, ia malah memfitnah, memusuhi Musa AS, dan akhirnya mati ditelan bumi.

Jaman Rasulullah Isa AS, terdapat seorang sahabat yang bernama Yudas. Mulanya ia termasuk hawariyun yang membantu Isa AS dalam menolong agama Allah. Namun ketika diiming-iming sekantung emas oleh rabi Yahudi dan legion Romawi, ia pun berkhianat menunjukkan tempat persembunyian Rasulullah Isa beserta sahabat-sahabat setianya.

Janji kekayaan duniawi yang diidamkannya bisa menghapus semua sisa iman yang ada di hatinya. Rasul Isa dan sahabat seagama yang hidup semati bersamanya pun tega dikhianati, akibat terobsesi kaya segera di dunia.

Kisah dalam Al Quran tentang pengutusan RasulNYA, kerap dibarengi sekomunitas golongan manusia yang menentang, menghalangi dan memusuhi. Mereka ini terdiri dari sosialita kaum kaya, pemilik modal, penguasa kapital dan pengelola bisnis kebutuhan manusia dan dunia pada jamannya. Al Quran menyebut mereka dengan istilah Al Mutrofiin.

Termasuk dalam kelompok ini adalah mereka para individu yang ragu-ragu, setengah-setengah ikut perjuangan Rasulullah, dan masih bernafsu loba merebut serta menguasai kekayaan sementara dunia.

Tersebutlah kisah Tsa’labah yang hidup pada saat Rasulullah Muhammad SAW, lima belas abad silam. Semula ia tergolong sahabat yang sahaja hidupnya sebagai penggembala domba. Suatu hari, ia minta kepada Rasulullah agar didoakan bisa kaya dan bertambah rejekinya.

Ia beralasan ingin menambah khusyu’ ibadah dan memperbanyak sedekah. Rasulullah menolak karena ngeman, belum tentu nanti setelah kaya, Tsa’labah bisa serajin ini sholat jamaah dan kualitas imannya. Tsa’labah ngotot minta didoakan, Rasulullah pun mengiyakan.

Selanjutnya sebagaimana kita tahu, kisah Tsa’labah berakhir anti klimak. Karena hartanya bertambah, dombanya beranak pinak, statusnya kian kaya, mulailah sholat jamaahnya keteteran. Apa yang dulu dikhawatirkan Rasulullah mulai terjadi satu-persatu. Setelah sholat jamaahnya jarang, Tsa’labah mulai menjauh dari Rasulullaah karena kesibukannya mengurus harta dan domba.

Sampai akhirnya ia beberapa kali mangkir dipanggil ke majelis Rasulullah, Tsa’labah pun dibiarkan Rasul. Sedekahnya tidak diterima sampai akhir wafatnya. Sungguh tragis, ia yang semula berderajat mulia tercatat sebagai sahabat, di ujung hidupnya malah terlunta-lunta imannya, Rasulullah menolak semua sedekahnya.

“Dan setiap kami mengutus seorang pemberi peringatan kepada suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (orang kaya di negeri itu) berkata, “Kami benar-benar mengingkari apa yang kamu sampaikan sebagai utusan.” (QS. Sabaa’ : 34).

Pengarusutamaan akhirat yang dibawa Rasulullah memang berlawanan misi dengan kehendak duniawi komunitas Al Mutrofiin ini. Rasulullah menganjurkan pengorbanan kepemilikan dunia agar bisa kaya di akhirat, sementara Al Mutrofiin menghendaki penumpukan materi duniawi.

Rasulullah mengajarkan zuhud dan lebih mengutamakan hidup kebersamaan, sedangkan Al Mutrofiin mengeyangkan perut serta memuaskan rejeki untuk kebutuhan pribadi atau keluarganya saja. Sampai di sini, upaya dakwah Rasulullah seperti menghalangi gerak hidup Al Mutrofiin.

“Dan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum Engkau Muhammad dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah di negeri itu selalu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami sekadar pengikut jejak-jejak mereka.” (QS. Zukhruf : 23).

Hampir semua Rasulullaah dibangkitkan dari kaum tak berpunya, miskin harta dan jelata hidupnya. Penetapan status Rasulullah dari kalangan ardzaluun ini merupakan rahasia Allah. Hanya saja, pelajaran buat kita semua, penugasan Rasul biasanya berlangsung pada jaman dunia di mana umat sedemikan menuhankan harta dan melupakan asas persaudaraan manusia.

Kebiasaan hidup hedonis, konsumtif berlebihan, dan terobsesi kaya hingga abai terhadap nasib bangsanya, di saat itulah Allah mengutus RasulNYA. Ketika umat di zaman itu didominasi dan dimonopoli segelintir kaum kaya, maka Allah membangkitkan RasulNYA di antara kaum jelata dan miskin papa.

Ini bukan tentang pertentangan dikotomi miskin-kaya. Tetapi ini adalah sejarah pengutusan Rasul yang mesti kita sikapi hati-hati dan prihatini. Bahwa diantara penentang sekaligus lawan para utusan, terdapat kaum kaya, orang yang suka hidup mewah dan sosialita sebuah bangsa yang ditakdirkan Allah berperilaku keliru.

Hanya karena ego harta, takut hidup sederhana di dunia dan enggan digolongkan bersama kaum beriman yang mayoritas berstatus rendahan, mereka serempak menolak dakwah Rasulullah. Banyak juga diantara mereka yang semula beriman, mendadak kafir lalu mati bertakdir buruk (su’ul khotimah) seperti Qarun, Yudas dan Tsa’labah. Na’udzubillaah.

Selanjutnya mari kita tanyakan kepada pribadi dan keluarga kita semua, masihkah terdapat nafsu loba ingin kaya dan bermewah-mewah di dunia? Padahal jelas dalam ayat di atas, Allah memberi tahu kita bahwa penentang RasulNYA bersal dari kaum kaya yang suka bermewah-mewah di dunia.

Pada kisah Qarun, Yudas dan Tsa’labah, kita bisa merenung secara bijak. Mereka sahabat terpilih, hidup bersama Rasulullah dan awalnya beriman saja bisa terjebak harta dan ingin mewah di dunia lalu keluar dari agamanya. Lha kok kita yang tanpa didampingi Rasulullah ini, nekad menyembah harta, terobsesi kaya dan bernafsu ingin mewah di dunia? Apakah kita siap dicap Al Mutrofiin?

“Sesungguhnya mereka sebelum itu (dahulu) hidup bermewah-mewah.” (QS. Al Waqiah : 45).

 

 

Tentang Gus Adhim

| gembala desa | santri pembelajar selamanya di SPMAA | hobi fotografi untuk aksi filantropi | enthusiast of ICT & military | gadget collector | pengguna & penganjur F/OSS | IkhwaanuLinux | writerpreneur | backpacker | guru bahasa & TIK | pekerja sosial profesional |
Pos ini dipublikasikan di AdhiMoco. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar